Menuju Hari Transmigrasi Nasional

Jakarta,29/06/23. Ketua umum Dewan Pimpinan Pusat ( DPP) Perhimpunan Anak Transmigrasi Republik Indonesia (PATRI) Hasprabu menghadiri rapat di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK, cq Asdep Mobilitas Penduduk), di Jakarta Senin (26/6/2023).

Ada tiga agenda yang dibahas.
Semuanya berkaitan dengan Desa dan Transmigrasi. Dalam tulisan ini akan disampaikan agenda kedua, yaitu tentang usulan peningkatan Hari Bhakti Transmigrasi (HBT) menjadi Hari Transmigrasi Nasional (HTN).

Ini adalah pertemuan keempat bersama Tim Kemenko PMK dan K/L sejak 2022. Jauh sebelumnya, berbagai tahapan sudah dilakukan oleh internal PATRI. Baik pada saat Munas 2004, Rakernas, dan Rakornas 2022. Bahkan saat Milad 19 PATRI di IKN Nusantara 2023, tekad ingin Hari Transmigrasi Nasional (HTN) digaungkan kembali.

Baca juga  Pj Bupati Kerinci Pantau Lokasi Longsor Di Jalan Puncak, Asraf, Jalan Sudah Bisa Untuk Dilewati Kendaraan.

Pihak Kementerian (cq Ditjen Transmigrasi) juga sudah membahasnya. Termasuk saat Kongres Transmigrasi di UGM Yogyakarta (2018).
Dari semua pihak yang hadir dalam pembahasan HTN, baik unsur Akademis, Bisnisman, Komunitas, dan Pemerintah sepakat mendukung.

Berdasarkan latar belakang sejarah, sosiologis, dan yuridis, Transmigrasi adalah bagian tak terpisahkan dari upaya mempertahankan kedaulatan negara.

Hal ini didukung dalam pidato Bung Karno (28/12/1964) bahwa Transmigrasi adalah soal Mati-Hidup Bangsa Indonesia.

Harapan terbesar dari adanya Hari Transmigrasi Nasinal adalah ingin menegaskan kembali, bahwa Transmigrasi adalah suatu Gerakan Nasional untuk membangkitkan semangat membangun daerah dan merekatkan hubungan antar anak bangsa.

Sehingga semangat Pentahelix, yang sering didengungkan pemerintah selama ini, dapat diwujudkan dalam tataran praksis.

Baca juga  Walikota Sungai Penuh Ahmadi Gelar Safari Ramadhan bersama Masyarakat Desa Sungai Ning

Bukan sekedar proyek pemindahan penduduk. Bahkan kadang sering disalah pahami sebagian orang. Sehingga transmigrasi dianggap menimbulkan kecemburuan.

Seluruh warga Indonesia adalah bersaudara. Dengan saling mendekatkan diri secara fisik, maka kian tumbuh rasa cinta sesama saudara setanah airnya. Negeri kepulauan dengan aneka ragam Agama, Suku, dan Budaya ini suatu anugerah besar.

Tetapi juga sangat mudah dicerai beraikan, dengan isu SARA. Maka, Gerakan Nasional Transmigrasi dengan pendekatan yang komprehensif adalah cara terbaik mengkonsolidasikan dan menyilaturohimkan seluruh kekuatan warga negara.

Semoga Allah memberikan kemudahan kepada kita.

(Suwardi)

Pos terkait