Kunjungan Kerja Pangdam II/ Sriwijaya Mayjen TNI Yanuar Adil bersama Ketua Persit KCK Daerah Sriwijaya Ny. Mila Yanuar Adil dihari kedua dibumi Sakti Alam Kerinci bersama Rombongan, Sabtu (20/01/2024),
Juga berkesempatan mengunjungi Pabrik Perkebunan Teh PTPN VI Kayu Aro Provinsi Jambi.
Pangdam II/Sriwijaya bersama Ketua Persit KCK Daerah Sriwijaya, Kapoksahli pangdam II/Sriwijaya Brigjen TNI Norman Saito, Dandrem 042/Gapu Brigjen TNI Rachmad, S.I.P, Asintel Kasdam II/Sriwijaya klonel Inf Ganiahardi, dan Asops Kasdam II/Sriwijaya Klonel Inf Bobbie Tryantho S.I.P.
selama rombongan berkunjung dilokasi Dandim 0417 Kerinci Letkol Inf Andy Irawan,SH bertindak sebagai Pemandu rombongan. Pangdam II / Sriwijaya diarahkan oleh Dandim 0417 Kerinci, menijau Pabrik PTP VI Kayu Aro di Bedeng 8 Kayu Aro, melihat proses Pabrik memproduksi Teh Hitam yang terkenal di Manca Negera.
Selama berada dilingkungan Pabrik Teh Hitam, Pangdan II/ Sriwijaya bersama rombongan disambut dan didampingi oleh Rahmadi Seregar Menager PTPN VI kayu Aro.
“Pangdam II / Sriwijaya dan rombongan, sambil merasakan seduhan Teh Hitam kualitas Satu mendapat penyelasan sejarah singkat dan peroses memproduksi dari Manager PTPN VI,
Bahwa Kebun/Unit Usaha Kayu Aro dibuka pada tahun 1920 oleh Perusahaan Belanda yaitu NV. HVA (Namlodse Venotchaaf Handle Veriniging Amsterdam). Penanaman pertama dimulai pada tahun 1923 dan Pabrik Teh didirikan tahun 1925. Sejak mulai beroperasi, Teh yang dihasilkan adalah jenis Teh Hitam (Ortodoks). Pada tahun 1959 melalui PP No. 19 Tahun 1959 tentang Penentuan Perusahaan Pertanian/Perkebunan milik Belanda, yang dikenakan Nasionalisasi dan diambil alih Pemerintah Republik Indonesia.
Sejalan dengan waktu usaha Kayu Aro mengalami perubahan Status/Organisasi dan manajemen sesuai dengan keadaan yang berlaku, yakani Tahun 1959 sampai 1962 Unit Produksi dari PN Aneka Tanaman VI, Tahun 1963 sampai. 1973 bagian dari PNP Wilayah I Sumatera Utara dan Mulai taggal 01 Agustus 1974 menjadi salah satu Kebun dari PT.Perkebunan VIII yang berkedudukan di JL. Kartini No.23 Medan.”Jelas Rahmadani Siregar.
“Tepatnya 14 Pebruari 1996, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11/1996 dan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. 165/KMK.016/1996, tanggal 11 Maret 1996, Seluruh PTP yang ada di Indonesia diadakan Konsolidasi Ex. PTP. VIII dan PTP lainnya yang ada di Sumbar/Jambi menjadi PTP. Nusantara VI (Persero).
Maka terhitung mulai tanggal 11 Maret 1996, Kebun Unit Usaha Kayu Aro telah merupakan menjadi salah satu Unit Kebun dari PTP. Nusantara VI (Persero). Kebun/Unit Usaha Kayu Aro terletak di Desa Bedeng VIII Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi.”Ungkapnya.
Untuk proses dari daun teh Hitam, ada beberap tahap yang harus dilalui. Pertama memilih daun teh itu sendiri, dimana daun yang dipetik, daun dari nomor 1 dan nomor 3 atau Pucuk Daun.
Tahab selanjutnya dari daun pucuk teh, setelah dipetik selanjutnya proses pengeringan, inipun dilakukan beberapa tahap dimana sampai kadar air yang tersisa sudah sesuai standar, baru dilakukan penggilingan, setalah ukuran dibutuhkan selanjutnya proses pengayakan,”paparnya
Ada proses yang sangat penting, sebelum dilakukan pengemasan terlebih dahulu diambil sampelnya untuk pembabian kualitas teh kelas satu dan kelas dua ini dilakukan oleh ahlinya dengan dicicipnya, baru dilakukan pengemasan dengan mengunakan kertas kacang.”Jelasnya.
“Dikesempatan tersebut, Pangdam II/ Sriwijaya beserta rombongan, juga diperagakan tata cara meminum teh hitam, untuk mendatkan nikmatnya sensasi minum teh hitam, dengan cara dihirup, dirasakan dengan ujung lidah, dari cara demikian dapat merasakan sensasi nikmatnya minum teh hitam yang mendunia ini.”Jelasnya
Dikesempat itu, Pangdam II /Sriwijaya Mayjen TNI Yanuar Adil juga mengucapkan terima kasih atas sambutan pihak Menager PTPN VI serta menjelaskan profil dari tahun ke tahun perkembangan PTP N VI Kayu Aro, Pangdam mengharapkan kepada pihak menager serta seluruh karyawan yang terlibat langsung memproduksi teh hitam, untuk selalu mejaga kualitas dan mutu produksi Teh Hitam telah mendunia ini.(Jn/red)